Sabtu, 15 November 2014

ANALISIS KOPERASI MITRA DHUAFA

Kelas/Semester: 2EB10 / PTA 2014/2015

Nama Kelompok:
23213864 - Hana Intan Fadhilah
29213986 - Ismi Herdyanti
26213675 - Nurhayati


STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI MITRA DHUAFA


Setiap perusahaan membentuk struktur organisasi yang mengidentifikasikan tugas dan tanggungjawab setiap posisi pekerjaan serta alur hubungan antara posisi tersebut serta saling melengkapi. Struktur organisasi berdampak pada efesiensi dan efektivitas dalam menghasilkan produk dan pada akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan. 

Pada Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) dipimpin oleh seorang Annual Member Meeting atau yang biasa disebut rapat anggota. Annual member meeting merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Hal ini mengandung pengertian bahwa segala keputusan yang sifatnya mendasar mengenai kebijakan pengembangan aktifitas koperasi ditentukan oleh anggota yang disampaikan melalui forum rapat anggota, setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya. Penyelenggaraan rapat anggota sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Annual member meeting dibantu dua bagian, yaitu Advisory Board dan Supervisory Board. Advisory board dan supervisory board mengawasi pekerjaan dari divisi board. Supervisory board dan board memiliki bawahan dan mengawasi pekerjaan dari Internal Audit. Internal audit memiliki beberapa staff dibawahnya yang biasa disebut Staff Audit. 

Board mengkoordinasikan Managing Director. Managing director memiliki tugas, yaitu menjalankan tanggung jawab, mengkoordinasikan peningkatan mutu pelayanan, penelitian, pengabdian dan kerja sama. Managing director dibantu oleh dua bagian divisi yang sama-sama memegang jabatan sebagai Director, yaitu HRD and Financial Director dan Operasional Director.

HRD and financial director dibantu oleh 3 divisi bagian, ada Finance Manager, HR Manager serta General Manager. Tugas dari Finance manager adalah perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut. HR Manager memiliki tugas untuk merancang dan melakukan kegiatan pemasaran, merumuskan strategi dan mengkoordinir kegiatan promosi dan branding. Sedangkan dalam sebuah perusahaan tugas dari general manager adalah memimpin perusahaan. Selain itu, seorang general manager memiliki tanggung jawab pada keseluruhan sistem yang berjalan dalam sebuah perusahaan. Dalam melaksanakan fungsinya, general manajer akan dibantu oleh beberapa manajer yang memiliki fungsi spesialisasi. Ketiganya dibantu oleh staff berdasarkan masing-masing bagiannya, seperti Accounting staff, Administrasi staff, HR staff, dan General staff.

Operasional Director dibantu oleh tiga bagian, yaitu Operasional Manager, SPM & Reporting Manager, serta Mts Manager. Operasional manager sendiri bertugas untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan system transformasi, perancangan dan desain system, rancangan tugas pekerjaan. Operasional manager dibagi tiga bagian, yaitu Regional Manager A, Regional Manager B, dan Regional Manager C. Ketiga bagian ini, operasional manager, SPM & reporting manager dan Mts Manager dibantu oleh para staffnya masing-masing. 










Daftar Pustaka:
http://ka02-2008.blogspot.com/2012/03/membuat-struktur-organisasi-sederhana.html http://hrefel.blogspot.com/2014/01/struktur-organisasi-dan-implementasinya.html




Jumat, 30 Mei 2014

KEMISKINAN

A.  PENGERTIAN KEMISKINAN
            
            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
 
      Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
B.   PENYEBAB KEMISKINAN
      
     Secara umum, penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab (Spicker, 2002), yaitu:

Pertama, Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan cenderung diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri. Karakteristik yang dimaksud seperti malas dan kurang sungguh-sungguh dalam segala hal, termasuk dalam bekerja.

Mereka juga sering salah dalam memilih, termasuk memilih pekerjaan, memilih jalan hidup, memilih tempat tinggal, memilih sekolah dan lainnya. Gagal, sebahagian orang miskin bukan karena tidak pernah memiliki kesempatan, namun ia gagal menjalani dengan baik kesempatan tersebut. Seseorang yang sudah bekerja namun karena sesuatu hal akhirnya ia diberhentikan (PHK) dan selanjutnya menjadi miskin.

Ada juga yang sebelumnya telah memiliki usaha yang baik, namun gagal dan bangkrut, akhirnya menjadi miskin. Sebahagian lagi pernah memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, namun gagal menyelesaikannya, drop out dan akhirnya menjadi miskin. Tidak jarang juga terlihat bahwa seseorang menjadi miskin karena memiliki cacat bawaan.

Dengan keterbatasannya itu ia tidak mampu bekerja dengan baik, bersaing dengan yang lebih sehat dan memiliki kesempatan yang lebih sedikit dalam berbagai hal yang dapat menentukan kondisi ekonomi hidupnya.

Kedua, Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah telah membawa dia kedalam kemiskinan. Akibatnya ia juga tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya, sehingga anaknya juga akan jatuh pada kemiskinan. Demikian secara terus menerus dan turun temurun.

Ketiga, Subcultural explanation, menurut mazhab ini bahwa kemiskinan dapat disebabkan oleh kultur, kebiasaan, adat-istiadat, atau akibat karakteristik perilaku lingkungan.  Misalnya, kebiasaan yang bekerja adalah kaum perempuan, kebiasaan yang enggan untuk bekerja keras dan menerima apa adanya, keyakinan bahwa mengabdi kepada para raja atau orang terhormat meski tidak diberi bayaran dan berakibat pada kemiskinan. Terkadang orang seperti ini justeru tidak merasa miskin karena sudah terbiasa dan memang kulturnya yang membuat demikian.

Keempat, Structural explanations, mazhab ini menganggap bahwa kemiskinan timbul akibat dari ketidakseimbangan, perbedaan status yang dibuat oleh adat istiadat, kebijakan, dan aturan lain menimbulkan perbedaan hak untuk bekerja, sekolah dan lainnya hingga menimbulkan kemiskinan di antara mereka yang statusnya rendah dan haknya terbatas.

Kemiskinan yang disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah, atau kebijakan yang tidak berpihak pada kaummiskin juga masuk ke dalam mazhab ini, sehingga kemiskinan yang timbul itu sering disebut dengan kemiskinan struktural.

Kemiskinan tidak hanya terdapat di desa, namun juga di kota. Kemiskinan di desa terutama disebabkan oleh faktor-faktor antara lain:

(1) Ketidakberdayaan. Kondisi ini muncul karena kurangnya lapangan kerja, rendahnya harga produk yang dihasilkan mereka, dan tingginya biaya pendidikan,

(2) Keterkucilan, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keahlian, sulitnya transportasi, serta ketiadaan akses terhadap kredit menyebabkan mereka terkucil dan menjadi miskin,

(3) Kemiskinan materi, kondisi ini diakibatkan kurangnya modal, dan minimnya lahan pertanian yang dimiliki menyebabkan penghasilan mereka relatif rendah,

(4) Kerentanan, sulitnya mendapatkan pekerjaan, pekerjaan musiman, dan bencana alam, membuat mereka menjadi rentan dan miskin,

(5) Sikap, sikap yang menerima apa adanya dan kurang termotivasi untuk bekerja keras membuat mereka menjadi miskin.

Kemiskinan di kota pada dasarnya disebabkan oleh faktor-faktor yang sama dengan di desa, yang berbeda adalah penyebab dari faktor-faktor tersebut, misalnya faktor ketidakberdayaan di kota cendrung disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja, dan tingginya biaya hidup.

Kemiskinan dapat juga disebabkan oleh: 

 
(a) rendahnya kualitas angkatan kerja,

(b) akses yang sulit dan terbatas terhadap kepemilikan modal,

(c) rendahnya tingkat penguasaan teknologi,

(d) penggunaan sumberdaya yang tidak efisien,
 

(e) pertumbuhan penduduk yang tinggi  (Sharp et al, 2000).

Selain dari berbagai pendapat di atas, kemiskinan secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri orang miskin, seperti sikap yang menerima apa adanya,  tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, dan kondisi fisik yang kurang sempurna. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri si miskin, seperti keterkucilan karena akses yang terbatas, kurangnya lapangan kerja, ketiadaan kesempatan, sumberdaya alam yang terbatas, kebijakan yang tidak berpihak dan lainnya. Sebahagian besar faktor yang menyebabkan orang miskin adalah faktor eksternal.

Beberapa faktor penyebab kemiskinan lainnya adalah pertumbuhan ekonomi lokal dan global yang rendah, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan stabilitas politik yang tidak kondusif.

C.  DAMPAK KEMISKINAN

         
Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.

  • Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
  • Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.
  • Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.
  • Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
  • Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.

Selasa, 29 April 2014

Perekonomian Indonesia

PEMERINTAHAN MASA ORDE LAMA
1.        Masa pasca Kemerdekaan (1945-1950) Ir. SOEKARNO.
Pada masa awal kemerdekaan, keadaan ekonomi Indonesia sangatlah buruk, disebabkan oleh:
·           Eksploitasi besar-besaran pada masa penjajahan.
·           Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
·           Kas Negara kosong.
·           Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada masa itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang beredar di wilayah RI, yaitu mata uang pemerintah Hindia Belanda, mata uang penduduk Jepang dan mata uang De Javashe Bank. Tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI / pasukan sekutu (Allied Forces for Netherlands East Indies) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang di kuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi, yaitu:
Ø  Upaya menembus blockade dengan diplomasi beras ke India. India merupakan Negara yang mengalami nasib sama dengan Indonesia yaitu sama-sama pernah di jajah,  Indonesia menawarkan bantuan berupa padi sebanyak 500.000 ton dan India menyerahkan sejumlah obat-obatan kepada Indonesia. Mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blockade Belanda di Sumatra dengan tujuan ke Malaysia dan Singapura.
Ø  Konfrensi Ekonomi pada bulan Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu: masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
Ø  Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman pada bulan Juli 1946.
Ø  Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947 Rekontruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
Ø  Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (mengikutiMazhab Fisiokrat: sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).


2.       Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Permasalahan ekonomi yang di hadapi oleh bangsa Indonesia masih sama seperti sebelumnya. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, yaitu:
Ø  Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberi lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusahan non-pribumi. Pada kabinet ini untuk pertama kalinya terumuskan suatu perencanaan pembangunan yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP).
Ø  (Kabinet Sukiman) Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada tanggal 15 Desember 1951 lewat UU no. 24 thn 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
Ø  Sisitem ekonomi Ali (Kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr. Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha China dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalama, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Kabinet ini sangat melindungi importir pribumi, sangat berkeinginan mengubah perekonomian dari struktur colonial menjadi nasional.
Ø  (Kabinet Burhanudin)Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
3.       Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967) SOEHARTO
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik dan ekonomi. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain:
·         Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai mata uang sebagai berikut:
Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp50.
Uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100.
Dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 akan dibekukan.
·         Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400%.
·         Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.


PEMERINTAHAN MASA ORDE BARU
Prioritas yang dilakukan adalah pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Modal asing mulai masuk sehingga industrialisasi mulai dikerjakan dan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) yang pertama dibuat tahun 1968. Pada tahun 1970-an dan awal 1980-an harga minyak bumi melonjak tinggi di pasar dunia sehingga Orde Baru mampu membangun dan mengendalikan inflasi serta membuat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak membuat rakyatnya bebas dari kemiskinan dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang saja. Dampak negatif kondisi ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru antara lain:
a.       Ketergantungan terhadap Minyak dan Gas Bumi (MIGAS).
Migas merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi anggaran belanja negara. Jadi harga migas sangat berpengaruh bagi pendapatan negara sehingga turunnya harga minyak mengakibatkan menurunnya pendapatan negara.
b.      Ketergantungan terhadap Bantuan Luar Negeri.
Akibat berkurangnya pendapatan dari Migas, pemerintah melakukan kembali proyek-proyek pembangunan yang ada, terutama yang menggunakan valuta asing. Mengusahakan peningkatan ekspor komoditi non migas dan terakhir meminta peningkatan pinjaman luar negeri kepada negara-negara maju. Tahun 1983, Indonesia negara ketujuh terbesar dalam jumlah hutang dan tahun 1987 naik ke peringkat keempat. Ironisnya, di tahun 1986/87, sebanyak 81% hutang yang diperoleh untuk membayar hutang lama ditambah bunganya.
Akhir 1970-an, proses pembangunan di Indonesia mengalami “non market failure” sehingga banyak kerepotan dalam proses pembangunan, misalnya merebaknya kemiskinan dan meluasnya kesenjangan pendapatan, terutama disebabkan oleh “market failure”. Mendekati pertengahan 1980-an, terjadi kegagalan pemerintah (lembaga non pasar) dalam menyesuaikan mekanisme kinerjanya terhadap dinamika pasar. Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan berat akibat kemerosotan penerimaan devisa dari ekspor minyak bumi pada awal 1980-an. Kebijakan pembangunan Indonesia yang diambil dikenal dengan sebutan “structural adjustment” dimana ada 4 jenis kebijakan penyesuaian sebagai berikut:
·         Program stabilisasi jangka pendek atau kebijakan manajemen permintaan dalam bentuk kebijakan fiskal, moneter, dan nilai tukar mata uang dengan tujuan menurunkan tingkat permintaan agregat. Dalam hal ini pemerintah melakukan berbagai kebijakan mengurangi defisit APBN dengan memotong atau menghapus berbagai subsidi, menaikkan suku bunga uang (kebijakan uang ketat) demi mengendalikan inflasi, mempertahankan nilai tukar yang realistik (terutama melalui devaluasi September 1986).
·         Kebijakan struktural demi peningkatan output melalui peningkatan efisiensi  dan alokasi sumber daya dengan cara mengurangi distorsi akibat pengendalian harga, pajak, subsidi dan berbagai hambatan perdagangan, tarif maupun non tarif. Kebijakan “Paknov 1988” yang menghapus monopoli impor untuk beberapa produk baja dan bahan baku penting lain, telah mendorong mekanisme pasar berfungsi efektif pada saat itu.
·         Kebijakan peningkat kapasitas produktif ekonomi melalui penggalakan tabungan dan investasi. Perbaikan tabungan pemerintah melalui reformasi fiskal, meningkatkan tabungan masyarakat melalui reformasi sektor finansial dan menggalakkan investasi dengan cara memberi insentif dan melonggarkan pembatasan.
·         Kebijakan menciptakan lingkungan legal yang bisa mendorong agar mekanisme pasar beroperasi efektif termasuk jaminan hak milik dan berbagai tindakan pendukungnya seperti reformasi hukum dan peraturan, aturan main yang menjamin kompetisi bebas dan berbagai program yang memungkinkan lingkungan seperti itu.
Dampak dari kebijakan tersebut cukup meyakinkan terhadap ekonomi makro, seperti investasi asing terus meningkat, sumber pendapatan bertambah dari perbaikan sistem pajak, produktivitas industri yang mendukung ekspor non-migas juga meningkat. Namun hutang Indonesia membengkak menjadi US$70,9 miliyar. Hutang inilah sebagai salah satu faktor penyebab Pemerintahan Orede Baru runtuh. Pemerintah Orde Baru membangun ekonomi hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengendalian inflasi tanpa memperhatikan pondasi ekonomi yang memberikan dampak sebagai berikut:
a.         Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia, sebagai salah satu faktor produksi, tidak disiapkan untuk mendukung proses industialisasi.
b.         Barang-barang impor (berasal dari luar negeri) lebih banyak digunakan sebagai bahan baku dalam proses industri sehingga industri Indonesia sangat bergantung pada barang impor tersebut.
c.         Pembangunan tidak didistribusikan merata ke seluruh wilayah Indonesia dan ke seluruh rakyat Indonesia sehingga hanya sedikit elit politik dan birokrat serta pengusaha-pengusaha China yang dekat dengan kekuasaan saja yang menikmati hasil pembangunan.
PEMERINTAHAN REFORMASI
Pemerintahan reformasi diawali pada tahun 1998. Peristiwa ini dipelopori oleh ribuan mahasiswa yang berdemo menuntut presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya di karenakan pemerintahan Bapak Soeharto dianggap telah banyak merugikan Negara dan banyak yang melakukan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Tahun 1998 merupakan tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai akibat krisis moneter di Asia yang dampaknya sangat terasa di Indonesia. Hutang Negara Indonesia yang jatuh tempo saat itu harus di bayar dalam bentuk dolar, membengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang dimiliki berbentuk dolar Amerika. Ditambah lagi dengan hutang swasta yang harus dibayar Negara Indonesia sebagai syarat untuk mendapat pinjaman dari Internasional Monetary Fund (IMF). Tercatat hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 miliyar (US$20 miliyar adalah hutang komersil swasta). Pemerintahan reformasi dari tahun 1998 sampai sekarang sudah mengalami beberapa pergantian presiden, antara lain:
1.        B. J Habibie (21 Mei 1998-20 Oktober 1999)
Pada saat pemerintahan presiden B. J Habibie yang mewakili masa reformasi belum pernah melakukan perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk menstabilkan keadaan politik di Indonesia. Presiden B. J Habibie jatuh dari pemerintahannya karena melepaskan wilayah Timor-timor dari wilayah Indonesia melalui jejak pendapat.

2.       Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepimpinan Abdurrahman Wahid berakhir karena pemerintahannya menghadapi masalah konflik antar etnis dan antar agama.

3.       Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi dan penegakkan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi, antara lain:
·         Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 miliyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116,3 triliyun
·         Kebijakan privatisasi BUMN.
Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 41%. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja menggelembung karena pemasukkan Negara dari berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat berkurang.

4.      Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-sekarang)
Masa kepemimpinan SBY terdapat kebijakan yang sikapnya kontroversial, yaitu:
a.       Mengurangi subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
b.      Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni  Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
c.       Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaikki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu di tunjukkan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
d.      Lembaga kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan pada pemerintahan SBY mampu memberantas para koruptor tetapi masih tertinggal jauh dari jangkauan sebelumnya karena SBY menerapkan sistem Soft Law bukan Hard Law. Artinya, SBY tidak menindak tegas orang-orang yang melakukan KKN sehingga banyak terjadi money politic dan koruptor-koruptor tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat dari semua itu Negara dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini perekonomian Negara tidak stabil.
e.      Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dikarenakan persediaan bahan bakar minyak semakin menipis dan harga di pasaran tinggi.
f.        Kebijakan impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit karena harga gabah menjadi anjlok.
Pada tahun 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan negeri. Namun wacana untuk berhutang kembali pada luar negeri mencuat lagi setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan penduduk miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih sangat kurang, sehingga kinerja sektor riil kurang berimbas pada turunnya investasi. Pengeluaran Negara pun juga semakin membengkak dikarenakan sering terjadinya bencana alam yang menimpa negeri ini.







PENDAPAT:
Menurut Saya, yang memiliki pengaruh besar untuk perkembangan Indonesia mulai dari orde baru sampai reformasi adalah pada saat pemerintahan Ir. SOEKARNO, karena:
1.        Upaya menembus blockade dengan diplomasi beras ke India. Indonesia menawarkan bantuan berupa padi sebanyak 500.000 ton dan India menyerahkan sejumlah obat-obatan kepada Indonesia. Mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blockade Belanda di Sumatra dengan tujuan ke Malaysia dan Singapura.
2.       Konfrensi Ekonomi pada bulan Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu: masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
3.       Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman pada bulan Juli 1946.
4.      Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947 Rekontruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
5.       Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (mengikutiMazhab Fisiokrat: sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
Jadi perekonomian Indonesia sejak pemerintahan masa orde lama hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian Indonesia masih jatuh bangun. Contohnya: pengangguran yang cukup tinggi dan semakin banyak kemiskinan di Indonesia.
SARAN:

Untuk pemimpin Indonesia yang terpilih nantinya, supaya lebih memperhatikan dan bekerja sama dengan rakyat bawah atau terjun langsung melihat keadaan di sekitar mereka. Lebih tegas dalam segala hal yang berhubungan dengan Indonesia. Berpikiran kedepan supaya nantinya Indonesia tidak salah mengambil keputusan dan mendapat hutang yang berlipat-lipat. Menciptakan ekonomi yang stabil agar rakyatnya hidup makmur. Dan yang terakhir, mendahulukan kepentingan masyarakat Indonesia ketimbang kepentingan pribadi yang sebenarnya kepentingan pribadi itu bisa diwujudkan kapan saja. 

Minggu, 30 Maret 2014

SISTEM EKONOMI



A.  Pengertian Sistem Ekonomi.

Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Hal ini mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.




B.  Macam-Macam Sistem Ekonomi.
1.      Sistem Ekonomi Tradisional.
·         Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional.
Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa digunakan oleh nenek moyang sebelumnya.
Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum.

·         Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional.
a.    Belum ada pembagian kerja yang jelas dalam masyarakat.
b.    Pemenuhan kebutuhan dilaksanakan dengan sistem barter.
c.    Hasil produksi dan sistem distribusinya terbentuk karena kebiasaan (tradisi) yang berlaku.
d.      Jenis produksi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga.
e.    Kehidupan masyarakat bersifat kekeluargaan.
f.    Tanah (alam) adalah sumber kehidupan dan sumber kemakmuran.

·         Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional.
o   Setiap individu menjadi produsen.
o   Pertukaran secara barter memungkinkan individu untuk menjalin kekurangan yang erat dengan individu yang lain.
o   Pertukaran secara barter umumnya dilandasi oleh kejujuran dan usaha-usahanya tidak mencari laba.

·         Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional.
o   Keterbatasan hasil produksi, sehingga masyarakat tidak berusaha mencari keuntungan.
o   Kegiatan perekonomian yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak untuk meningkatkan kesejahteraan.
o   Karena pengaruh tradisi, pola pikir masyarakat tidak berkembang.
o   Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya.

·         Negara-Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisional.
Sistem perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai ditinggalkan. Misalnya Etiopia. Tapi pada umumnya, sistem ekonomi ini sangatlah primitif dan hampir tidak ada lagi di dunia.

2.     Sistem Ekonomi Liberalis (Kapitalis atau Pasar Bebas).
·         Pengertian Sistem Ekonomi Liberal.
Sistem Ekonomi Liberal adalah sistem ekonomi yang menghendaki adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi individu untuk melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah. Maksudnya bahwa memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Setiap individu memiliki kebebasan dalam berusaha dan memiliki benda, baik berupa modal maupun benda-benda konsumsi.

·         Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberal
a.    Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
b.    Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
c.    Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
d.    Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta).
e.     Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
f.    Persaingan dilakukan secara bebas.
g.     Peranan modal sangat vital.

·         Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal.
o   Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
o   Efisiensi dan efektivitas tinggi karna setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.
o   Barang yang dihasilkan bermutu tinggi.

o   Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
o   Munculnya persaingan untuk maju.

·         Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal.
o   Kebebasan mudah disalahgunakan oleh pihak yang kuat dari segi ekonomi untuk memeras pihak yang lemah.
o   Munculnya kesenjangan yang semakin besar antara golongan ekonomi kuat dengan yang lemah.
o   Perekonomian mudah terguncang ketidakstabilan.
o   Persaingan untuk merebut pasaran dapat mendorong terbentuknya monopoli, kolusi usaha dan konglomerasi yang mengancam pengusaha lemah.

·         Negara-Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Liberal.
Harga ditentukan oleh kekuatan persaingan di pasar atau dengan kata lain masalah pokok ekonomi dipecahkan di pasar oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang disebut juga mekanisme pasar. Pelaku ekonomi pasar bebas atau liberal mempunyai kebebasan gerak dalam perekonomian. Sehingga sistem ekonomi pasar bebas disebut juga sistem ekonomi liberal. Negara yang menganut sistem ini, yaitu Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat (Inggris, Jerman, Perancis) serta Jepang.



3.      Sistem Ekonomi Sosialis (Komando, Terpusat).

·         Pengertian Sistem Ekonomi Sosialis.
Mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kam kapitalis atau kam borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.

·         Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis.
a.    Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
b.    Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
c.    Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
d.    Peran pemerintah sangat kuat
e.    Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
f.    Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.

·         Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis.
o   Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perekonomian.
o   Adanya pemerataan penerimaan pendapatan.
o   Pemerintah dapat menentukan jenis-jenis industri atau produksi.
o   Perekonomian relatif stabil dan jarang terjadi krisis.
o    Pemerintah mudah melaksanakan pengendalian dan pengawasan harga.
o   Pemerintah dapat mengatur distribusi barang-barang produksi.

·         Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis.
o   Inisiatif dan daya kreasi individu tidak berkembang.
o   Masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk memiliki alat dan sumber daya ekonomi.
o   Pemerintah sulit menghitung kebutuhan masyarakatnya dan besarnya biaya dari kegiatan-kegiatan produksi secara sentral. Hal ini karena masalah-masalah ekonomi sangat kompleks.
o   Bersifat paternalistis. Apa yang dikatakan pemerintah selalu benar, sehingga rakyat wajib patuh.

·         Negara-Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialis.
Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi pasar bebas mendapat kritik keras dan menimbulkan reaksi ekstrem ke arah lain, yaitu sistem ekonomi komando/terpusat. Hal ini disebabkan semua kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) direncanakan serta dikomando oleh pemerintah.
Dalam sistem komando, peran swasta tidak menonjol, karena produsen baik rumah tangga, perusahaan, maupun industri hanya sebagai pelaksana rencana pemerintah. Sistem ekonomi ini dianut di negara-negara yang mempunyai paham komunis, seperti Kuba, Korea Utara, Cina, Vietnam, Swedia, Norwegia, dan Denmark.

4.      Sistem Ekonomi Campuran.
·         Pengertian Sistem Ekonomi Campuran.
Merupakan pertengahan dari sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar bebas, di mana sumber daya dialokasikan oleh pasar dan pemerintah. Tujuannya untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai dengan keikutsertaan pemerintah dalam menentukan caracara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Sistem ekonomi campuran juga disebut dengan istilah demokrasi ekonomi, welfare state atau keynesianisme.

·         Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran.
a.    Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.
b.    Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
c.    Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
d.    Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
e.    Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

·         Kelebihan Sistem Ekonomi Campuran.
o   Sektor ekonomi pemerintah dan swasta terpisah secara jelas.
o   Hak milik perorangan diakui dan pemerintah mendorongnya.
o   Fluktuasi harga dapat lebih terkendali.

·         Kekurangan Sistem Ekonomi Campuran.
o  Jika peran swasta mendominasi, akan timbul monopoli yang merugikan masyarakat.
o   Jika peran pemerintah mendominasi akan timbul etatisme.

·         Negara-Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Campuran.
Sistem Ekonomi Campuran adalah sistem ekonomi yang mengkombinasikan sistem-sistem ekonomi yang ada, khususnya mengambil segi positif dari sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi terpusat.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi campuran adalah : Malaysia, Maroko, Mesir, Filipina, Indonesia, Afrika dan Amerika Latin.